Home > Uncategorized > Le Parle

Le Parle


“Saya dibayar untuk bicara”

Quote di atas muncul melalui twitter salah satu anggota DPR RI. Tweet seperti itu muncul ketika ada pernyataan yang mengatakan bahwa anggota DPR hanya bisa bicara ketika ada permasalahan dalam pemerintahan. Maka sang anggota DPR tadi mengeluarkan statement seperti di atas untuk meng-counter komentar tentang DPR tadi.

Kita mengetahui mengenai tiga cabang kekuasaan yang dinyatakan oleh Montesquie, legislatif, eksekutif, dan yudisial. Ketiga cabang ini dipercaya menjadi model kekuasaan yang ideal untuk sebuah tata pemerintahan. Karena dalam konsep trias politica ini terjadi proses check and balance diantara ketiga cabang tadi.

Jimly Asshiddiqie mengatakan bahwa cabang legislatif (DPR) adalah cabang kekuasaan yang menjadi perwujudan kedaulatan rakyat. Bentuk kedaulatan ini diwujudkan dengan fungsi representasi yang melekat di lembaga perwakilan. Fungsi representasi ini memiliki dua pengertian, yaitu representasi yang berarti kehadiran fisik dan juga representasi berupa ide.

Wujud representasi berupa kehadiran fisik akan terwujud jika seseorang hadir menjadi perwakilan konstituennya di lembaga perwakilan. Dengan kata lain para wakil itu nyata kehadirannya dalam kursi di parlemen. Namun kehadiran fisik ini tidak akan bermakna jika representasi ide tidak terwujud. Seorang perwakilan hadir untuk mewakili rakyat melalui suaranya di parlemen. Dari sini kita memahami bahwa tugas utama seorang anggota badan perwakilan adalah mewakili konstituennya dalam bersuara menyampaikan ide dan gagasan. Hal ini yang menjadi pokok dan merupakan wujud dari fungsi representasi cabang legislatif.

Maka tidaklah salah ketika anggota lembaga perwakilan berbicara menuntut hak-hak rakyat yang diwakilinya. Karena tugas utamanya adalah menjadi corong utama suara rakyat secara formal. Ia menyampaikan fakta dan aspirasi dari rakyat yang ia wakili kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap keberlangsungan agenda pemerintahan.

Le parle berasal dari bahasa perancis yang berarti to speak yang berarti juga bicara. Kata inilah yang menjadi dasar kata parlemen. Dalam perjalanan sejarahnya, berbagai diskusi terjadi untuk membicarakan berbagai macam permasalahan, maka munculah istilah parlemen.

Cabang legislative (parlemen), menurut Jimly Asshiddiqie, dengan menilik sejarahnya yang berasal dari kata le parle tadi, harusnya mengutamakan fungsi pengawasannya. Dengan berbicara mewakili rakyat, cabang legislatif menjadi corong resmi untuk menjaga pemerintahan berjalan pada jalurnya. Inilah yang dimaksud dengan fungsi pengawasan yang dilakukan sebuah parlemen.

Dalam konteks pemerintahan mahasiswa, atau populer disebut sebagai student government, lembaga parlemen hadir sebagai wujud kedaulatan mahasiswa. Bentuknya bermacam-macam di berbagai kampus, bergantung apakah kampus tersebut menganut sistem parlementer atau presidensil atau sistem lainnya.

Laosebikan-Buggs mengatakan bahwa tiga fungsi pokok pemerintahan mahasiswa adalah advokasi, representasi, dan suara. Ketiganya tak lepas dari apa yang sebenarya mahasiswa (dalam hal ini berposisi sebagai rakyat di pemerintahan mahasiswa) butuhkan. Mahasiswa menuntut hak-haknya dalam keanggotaannya sebagai bagian dari pemerintahan mahasiswa. Maka sudah menjadi kewajiban bagi cabang eksekutif, legislatif, dan yudisial untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyatnya itu. Cabang eksekutif tentu berkewajiban menjadi cabang terdepan mengeksekusi tugas yang dibebankan kepada pemerintahan mahasiswa. Cabang legislatif bertugas menghimpun seluruh aspirasi dari rakyat dan membuat kebijakan untuk menjadi guideline dan arahan pemerintahan. Cabang yudisial menjadi hakim untuk memutuskan permasalahan di dalam pemerintahan mahasiswa ini.

Keberadaan cabang legislatif di pemerintahan mahasiswa menjadi penting untuk menjamin terwujudnya kedaulatan mahasiswa. Terutama  kampus dengan jumlah mahasiswa yang besar. Ini untuk menjamin adanya saluran yang legal dan formal bagi mahasiswa, yang menjadi rakyat dalam pemerintahan mahasiswa, untuk bersuara  Maka berbicara (parle) adalah sebuah kewajiban seorang anggota parlemen mahasiswa. Karena inilah saluran “resmi” bagi rakyat (mahasiswa) untuk menyalurkan ide-idenya maupun kritikannya terhadap perjalanan pemerintahan mahasiswa. (gaj)

~ Le Parle ~

sumber gambar : http://www.filmequals.com/2010/12/03/the-kings-speech-new-poster/

  1. No comments yet.
  1. No trackbacks yet.

Leave a comment